Semarang, 13 Desember 2019 || Bagi seorang dosen, menulis adalah sebuah keharusan. Baik menulis jurnal, artikel, laporan penelitian, maupun buku-buku ilmiah. Menulis dan mempublikasikan karya ilmiah merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat dosen. Hal ini merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Nomor 17 tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 92 tahun 2014, bahwa kenaikan jenjang jabatan akademik dosen mewajibkan untuk publikasi pada jurnal ilmiah Nasional terakreditasi dan jurnal Internasional bereputasi di bidangnya.

Tetapi muncul problematika untuk menulis artikel ilmiah di jurnal internasional maupun menulis buku di kalangan akademisi, kendalanya bisa disebabkan oleh banyak faktor. Misalkan, kecenderungan budaya lisan daripada budaya tulis jadi salah satunya. Bisa jadi tidak adanya insentif dari universitas atau lembaga untuk para akademisi yang aktif menulis dan jikalau ada jumlahnya minimal, kemudian dari faktor internal dosen yang ikut mempengaruhi adalah rendahnya minat penelitian dan publikasi hasil penelitian dikarenakan tidak tahu cara menulis artikel, karya ilmiah atau buku. Selain itu dosen masih memiliki tanggungjawab lain yaitu mengajar dan membimbing mahasiswa dan kadang menyita waktu.

Maka dari itu, Fakultas Bahasa dan Budaya Asing menyelenggarakan Diskusi Ilmiah Dosen dengan tema “Benarkah Dosen (Tidak) Memiliki Waktu Untuk Menulis” yang diikuti pada hari Jumat, 13 Desember 2019. Acara tersebut diikuti oleh seluruh dosen dari prodi Sastra Inggris Unimus dan Pendidikan Bahasa Inggris Unimus di ruang rapat 704 Gedung Kuliah Bersama (GKB). Pembicara pada acara tersebut adalah Bapak Mohamad Rosyidin, dosen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro.
